Monday, October 7, 2013

Trip and Tips : Singapore


      Minggu (29/9/2013) saya dan kakak saya berkesempatan mengunjungi negara yang terkenal dengan sebutan negeri 1001 larangan alias Singapore. Kami memesan tiket lebih dari satu bulan sebelum keberangkatan dan hanya dipatok sekitar 1,3 juta rupiah untuk dua orang dengan rute pulang-pergi. Sebagian bilang mahal dan sebagian lagi mengatakan, hmm lumayan. Jadi tarif asli per orang untuk rute pergi itu hanya 199rb sedangkan rute pulang hanya 32rb, seriusan. Tapi oh tapi, karena pajak bandara (airport tax) di Bandara Changi itu 10x dari tarif asli, jadi aja total yang harus dibayarkan melambung tinggi. Anyway, maskapai yang kami pilih ialah Jetstar Airways yang merupakan low cost airline dari negeri kanguru Australia.

Nah, sekitar pukul 6 pagi kami sudah bertandas menuju Soekarno Hatta International Airport (SHIA) karena maksimal waktu check-in ialah satu jam sebelum keberangkatan. Untunglah hari itu hari minggu jadi lalu lintas Jekardah masih aman terkendali.  Jam 9.50 kami take off menuju Changi Airport dan sekitar pukul 13.00 kami tiba di Singapore (gangerti sih ini kenapa lama banget, padahal normalnya hanya 1jam20menit -__-)


siap-siap take off, yihaaa!

Kejadian di Imigrasi

Negara-negara ASEAN (kecuali Myanmar) tidak mengharuskan pemilik paspor hijau Indonesia untuk membuat visa sebelum memasuki Negara mereka. Akan tetapi, tetep aja sebelum memasuki suatu Negara kita harus melewati bilik imigrasi (immigration clearance) sebelum benar-benar keluar dari bandara. Nah, pada saat menyerahkan paspor kepada petugas imigrasi disana, nampaknya ada yang aneh? Kenapa. “Go over there”, kata petugas imigrasi setelah men-scan paspor saya di komputernya. “Why”, tanya saya. “Ngga apa-apa, ada DPO bernama seperti kamu”. Kira-kira begitulah kata-kata petugas imigrasi yang ternyata fasih berbahasa Indonesia sekaligus membuat jantung saya sedikit dag-dig-dug-ser wkwk. Omaigad, jadi aja saya nunggu sekitar 10 menit di ruang khusus orang-orang yang tidak bisa mulus memasuki Negara itu. Sebenernya sih deg-deg-an ya karena wajah saya yang ke-timteng-timtengan dan nama yang pyur islami, tapi sih masih dalam taraf yang biasa aja (wkwk, emang kehidupan pake taraf segala haha). Setelah itu saya diinterogasi ditanyain macem2 mulai nama orang tua, alamat, saudara, bahkan visa Jepang yang masih terpampang nyata di paspor saya juga jadi sumber pertanyaan tujuan mengunjungi Jepang beberapa waktu lalu. Dengan wajah yang stay calm dan tidak meunjukkan wajah gugup sama sekali sayapun menjawab tujuan mengunjungi negeri matahari terbit tahun lalu ialah untuk forum internasional yang diselenggarakan oleh salah satu perusahaan retail asal negeri itu. Setelah kurang lebih 15 menit diinterogasi, mereka memverifikasi data-data yang saya berikan, berdiskusi dengan sesama petugas imigrasi lain dan JEBRET! Paspor saya distempel yang berarti diijinkan memasuki Negara berlambang raja hutan itu. Yeaaay! Feeling excited? Not so. Hehe.

Di Singapore kemana aja?

                Tujuan pertama tentu saja, Merlion Park. Rasanya ga afdhol kalo ke Singapore tidak mengunjungi tempat ini.  Selain bisa nampang di patung singa Merlion yang sangat ikonik, kita juga bisa mejeng dengan latar Marina Bay. Itu loh gedung tinggi yang terdiri dari 3 pilar gedung dengan perahu diatasnya. Bergegas menuju stasiun MRT (Mass Rapid Transit) terdekat yaitu di terminal 2 Changi. Kami membeli kartu EZ Link unlimited seharga 20S$ (1 S$ ~ Rp9.600) dan akan dikembalikan 50% saat kita menutup akun kartu tersebut. Kalo mau yang manual, tinggal pilih standard ticket jadi harus beli di mesin pembelian tiket otomatis dengan harga bervariasi sesuai tujuan. Agak ribet sih, dan jatohnya akan lebih mahal kalau tujuan kita banyak. Karena budaya orang luar sangat gesit dan tepat waktu, jadi jangan heran kalau banyak warga Singapore yang lalu lalang dengan gesitnya di setiap stasiun. Merasa bingung dan khawatir salah arah? Tinggal tanya ke layanan penumpang (passenger service) yang ada di tiap stasiun. Mereka akan mengarahkan kemana seharusnya kita menunggu kereta dsb. Jangan lupa minta peta jalur MRT dan LRT yang terintegrasi selama disana.


pose dulu depan marina bay dan patung merlion. keren ga? wkwk 


Untuk menuju Merlion Park dari Changi, kita akan berhenti di stasiun Raffles Place. Transit (berpindah kereta) di stasiun Tanah Merah lalu ambil MRT yang ke arah Raffles Place. Keluar stasiun, kita akan disuguhi dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit dan sungai serta jembatan-jembatan yang indah menggantung diatasnya.

bagus ya? pemandangan diluar stasiun MRT Raffles Place menuju Merlion.

Tujuan kedua, Orchard. Pusat perbelanjaan kelas atas yang satu ini sih sebenernya biasa saja. Semacam Grand Indonesia-nya Singapore. Tapi di depan mall elit ini, ada satu patung yang taken-able banget kalo difoto. PANDA, yes saya adalah pecinta hewan gembul berwarna seperti nama acara deddy corbuzier itu (hitam-putih haha).

pengen peluk. hahahaha!!!


Tujuan terakhir, Bugis. Lho kok terakhir suf? Iya jadi kita di Singapore hanya transit saja karena malam harinya kami akan berlepas menuju Kuala Lumpur atau yang lebih akrab disapa Kei-El haha. Setelah makan sore di sekitar Bugis, kami muter-muter sejenak di semacam tempat perbelanjaan dan mengunjungi Masjid Sultan di sekitar Arab Street. Sholat Dhuhur dan Ashar sembari menunggu untuk menunaikan sholat Maghrib dan Isya. Waktu maghrib di Singapore sekitar pukul 7 malam. Alhamdulillah, bukannya apa-apa, tapi sholat memang ga boleh putus dimanapun kita berada. Bisa keluar negeri gratis (lagi) karena menemani kaka aja menurut saya berkah yang besar untuk saya di tahun ini. Lanjut lagi, Masjid Sultan Singapore ini sangat recommended sekali untuk dikunjungi terutama bagi yang muslim. Selain interiornya yang apik, toiletnya juga banyak dan bersih serta imam-nya bersuara merdu saat melantunkan ayat-ayat suci. Pokoknya komplit deh. Oia, di belakang kawasan mesjid ini juga ada toko-toko berjajar. Buat yang demen pasmina ada tuh kata kaka saya bagus dan lumayan harganya. Tetep yah kalo cewe Arab itu yang dicari pasmina. Fyi, kaka saya bawa 6 pasmina yang ceritanya mau backpackeran. Huft, jadi aja tas saya oversized. Wkwk dasar dasar.


interior di dalam masjid Sultan Singapore


Hari sudah malam, saatnya nak ke negeri Upin-Ipin. Malaysia. Dari Arab Street kita menuju terminal Queen Street (sekitar 200 meter) untuk naik bus menuju Johor Bahru, perbatasan antara Malaysia dan Singapore. Harga bus bervariasi mulai dari 2.3-2.4 S$, murah banget kan? Kalo bus yag langsung ke KL akan sangat mahal karena kurs yang dipakai ialah SGD dan disesuaikan dengan standar hidup di Singapore. Perjalanan ditempuh dalam 30-40 menit, melewati Woodlands checkpoint imigrasi keluar Singapore selanjutnya bus akan berhenti di cek poin imigrasi untuk masuk Malaysia. Agak repot naik turun bus tapi ya begitu adanya, dinikmati aja hehe. Bus dari cek poin Singapore ke Malaysia ini bebas yang mana aja, jadi ga harus bus yang kita tumpangi tadi. Ga usah bingung kalo tiba-tiba bus kita tadi udah gaada.

Beruntung, ternyata cek poin imigrasi Malaysia berada satu daerah dengan stasiun Johor Bahru. Jadi aja kita fiks naik kereta ke Kuala Lumpur. Tarifnya 35 Ringgit Malaysia per orang (1 RM ~ Rp3600) dengan waktu tempuh yang cukup lama, 7 jam pemirsa. Sebenarnya memang sengaja sih malem-malem berlepas ke KL untuk irit biaya penginapan jadi kita bisa tidur di kereta, brilliant idea bukan #padahalbiasaaja haha. Keretanya akan berlepas pukul 23.30 sementara kita sudah disana sekitar jam 20.00. Jadi aja ngaso, makan, wifi-an dan macem-macem untuk mengisi waktu luang sembari menunggu kereta berlepas. Tempatnya sangat nyaman dan banyak toko-toko apapun. Makanan, pulsa, souvenir bahkan alat pijat otomatispun ada. Dengan merogoh kocek 1RM kita bisa relaksasi selama 3 menit di mesin pijat otomatis yang berada di sisi kanan ruang tunggu kereta. Ada yang lucu? Ada. Kereta yang kita tumpangi ini jalan mundur huahaha. Entah saya yang udik atau emang begini, tapi yaudalah yang penting Malaysia aim coming hehehe.

Mau tahu cerita petualangan singkat saya dan kaka di Malaysia? Lihat disini.

Hendak keluar negeri dalam waktu dekat, baca ini dulu Tips Sebelum ke Luar Negeri

2 komentar:

Haryadi Yansyah said...

Ditunggu sambungannya ya :)
Seru nih perjalanannya (y)

Mohammad Yusuf said...

Haha siap om, makasih. Itu harusnya ada link ya next journey ke malay, tapi belom dipos hehe..