Minggu
(29/9/2013) saya dan kakak saya berkesempatan mengunjungi negara yang terkenal
dengan sebutan negeri 1001 larangan alias Singapore. Kami memesan tiket lebih
dari satu bulan sebelum keberangkatan dan hanya dipatok sekitar 1,3 juta rupiah
untuk dua orang dengan rute pulang-pergi. Sebagian bilang mahal dan sebagian
lagi mengatakan, hmm lumayan. Jadi tarif asli per orang untuk rute pergi itu
hanya 199rb sedangkan rute pulang hanya 32rb, seriusan. Tapi oh tapi, karena pajak
bandara (airport tax) di Bandara Changi itu 10x dari tarif asli, jadi aja total
yang harus dibayarkan melambung tinggi. Anyway, maskapai yang kami pilih ialah
Jetstar Airways yang merupakan low cost
airline dari negeri kanguru Australia.
Nah, sekitar pukul 6 pagi kami sudah bertandas menuju
Soekarno Hatta International Airport (SHIA) karena maksimal waktu check-in
ialah satu jam sebelum keberangkatan. Untunglah hari itu hari minggu jadi lalu
lintas Jekardah masih aman terkendali.
Jam 9.50 kami take off menuju Changi Airport dan sekitar pukul 13.00
kami tiba di Singapore (gangerti sih ini kenapa lama banget, padahal normalnya hanya
1jam20menit -__-)
siap-siap take off, yihaaa! |
Kejadian di Imigrasi
Negara-negara ASEAN (kecuali Myanmar) tidak mengharuskan
pemilik paspor hijau Indonesia untuk membuat visa sebelum memasuki Negara
mereka. Akan tetapi, tetep aja sebelum memasuki suatu Negara kita harus
melewati bilik imigrasi (immigration
clearance) sebelum benar-benar keluar dari bandara. Nah, pada saat
menyerahkan paspor kepada petugas imigrasi disana, nampaknya ada yang aneh?
Kenapa. “Go over there”, kata petugas
imigrasi setelah men-scan paspor saya
di komputernya. “Why”, tanya saya. “Ngga apa-apa, ada DPO bernama seperti kamu”.
Kira-kira begitulah kata-kata petugas imigrasi yang ternyata fasih berbahasa
Indonesia sekaligus membuat jantung saya sedikit dag-dig-dug-ser wkwk. Omaigad,
jadi aja saya nunggu sekitar 10 menit di ruang khusus orang-orang yang tidak
bisa mulus memasuki Negara itu. Sebenernya sih deg-deg-an ya karena wajah saya
yang ke-timteng-timtengan dan nama yang pyur islami, tapi sih masih dalam taraf
yang biasa aja (wkwk, emang kehidupan pake taraf segala haha). Setelah itu saya
diinterogasi ditanyain macem2 mulai nama orang tua, alamat, saudara, bahkan
visa Jepang yang masih terpampang nyata di paspor saya juga jadi sumber
pertanyaan tujuan mengunjungi Jepang beberapa waktu lalu. Dengan wajah yang stay calm dan tidak meunjukkan wajah
gugup sama sekali sayapun menjawab tujuan mengunjungi negeri matahari terbit
tahun lalu ialah untuk forum internasional yang diselenggarakan oleh salah satu
perusahaan retail asal negeri itu. Setelah kurang lebih 15 menit diinterogasi,
mereka memverifikasi data-data yang saya berikan, berdiskusi dengan sesama
petugas imigrasi lain dan JEBRET! Paspor saya distempel yang berarti diijinkan memasuki
Negara berlambang raja hutan itu. Yeaaay! Feeling excited? Not so. Hehe.
Di Singapore kemana aja?
Tujuan
pertama tentu saja, Merlion Park. Rasanya ga afdhol kalo ke Singapore tidak
mengunjungi tempat ini. Selain bisa
nampang di patung singa Merlion yang sangat ikonik, kita juga bisa mejeng
dengan latar Marina Bay. Itu loh gedung tinggi yang terdiri dari 3 pilar gedung
dengan perahu diatasnya. Bergegas menuju stasiun MRT (Mass Rapid Transit) terdekat yaitu di terminal 2 Changi. Kami
membeli kartu EZ Link unlimited
seharga 20S$ (1 S$ ~ Rp9.600) dan akan dikembalikan 50% saat kita menutup akun
kartu tersebut. Kalo mau yang manual, tinggal pilih standard ticket jadi harus beli di mesin pembelian tiket otomatis
dengan harga bervariasi sesuai tujuan. Agak ribet sih, dan jatohnya akan lebih
mahal kalau tujuan kita banyak. Karena budaya orang luar sangat gesit dan tepat
waktu, jadi jangan heran kalau banyak warga Singapore yang lalu lalang dengan
gesitnya di setiap stasiun. Merasa bingung dan khawatir salah arah? Tinggal tanya
ke layanan penumpang (passenger service)
yang ada di tiap stasiun. Mereka akan mengarahkan kemana seharusnya kita
menunggu kereta dsb. Jangan lupa minta peta jalur MRT dan LRT yang terintegrasi
selama disana.
pose dulu depan marina bay dan patung merlion. keren ga? wkwk |
Untuk menuju Merlion Park dari Changi, kita akan
berhenti di stasiun Raffles Place. Transit (berpindah kereta) di stasiun Tanah
Merah lalu ambil MRT yang ke arah Raffles Place. Keluar stasiun, kita akan
disuguhi dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit dan sungai serta
jembatan-jembatan yang indah menggantung diatasnya.
bagus ya? pemandangan diluar stasiun MRT Raffles Place menuju Merlion. |
Tujuan kedua, Orchard. Pusat perbelanjaan kelas
atas yang satu ini sih sebenernya biasa saja. Semacam Grand Indonesia-nya Singapore.
Tapi di depan mall elit ini, ada satu patung yang taken-able banget kalo difoto. PANDA, yes saya adalah pecinta hewan gembul berwarna seperti nama acara deddy
corbuzier itu (hitam-putih haha).
pengen peluk. hahahaha!!! |
Tujuan terakhir, Bugis. Lho kok terakhir suf?
Iya jadi kita di Singapore hanya transit saja karena malam harinya kami akan
berlepas menuju Kuala Lumpur atau yang lebih akrab disapa Kei-El haha. Setelah
makan sore di sekitar Bugis, kami muter-muter sejenak di semacam tempat
perbelanjaan dan mengunjungi Masjid Sultan di sekitar Arab Street. Sholat Dhuhur dan Ashar sembari menunggu untuk menunaikan
sholat Maghrib dan Isya. Waktu maghrib di Singapore sekitar pukul 7 malam. Alhamdulillah,
bukannya apa-apa, tapi sholat memang ga boleh putus dimanapun kita berada. Bisa
keluar negeri gratis (lagi) karena menemani kaka aja menurut saya berkah yang
besar untuk saya di tahun ini. Lanjut lagi, Masjid Sultan Singapore ini sangat recommended sekali untuk dikunjungi
terutama bagi yang muslim. Selain interiornya yang apik, toiletnya juga banyak dan
bersih serta imam-nya bersuara merdu saat melantunkan ayat-ayat suci. Pokoknya
komplit deh. Oia, di belakang kawasan mesjid ini juga ada toko-toko berjajar.
Buat yang demen pasmina ada tuh kata kaka saya bagus dan lumayan harganya.
Tetep yah kalo cewe Arab itu yang dicari pasmina. Fyi, kaka saya bawa 6 pasmina
yang ceritanya mau backpackeran. Huft, jadi aja tas saya oversized. Wkwk dasar dasar.
interior di dalam masjid Sultan Singapore |
Hari sudah malam, saatnya nak ke negeri Upin-Ipin.
Malaysia. Dari Arab Street kita menuju terminal Queen Street (sekitar 200
meter) untuk naik bus menuju Johor Bahru, perbatasan antara Malaysia dan
Singapore. Harga bus bervariasi mulai dari 2.3-2.4 S$, murah banget kan? Kalo
bus yag langsung ke KL akan sangat mahal karena kurs yang dipakai ialah SGD dan
disesuaikan dengan standar hidup di Singapore. Perjalanan ditempuh dalam 30-40
menit, melewati Woodlands checkpoint imigrasi keluar Singapore selanjutnya bus
akan berhenti di cek poin imigrasi untuk masuk Malaysia. Agak repot naik turun
bus tapi ya begitu adanya, dinikmati aja hehe. Bus dari cek poin Singapore ke
Malaysia ini bebas yang mana aja, jadi ga harus bus yang kita tumpangi tadi. Ga
usah bingung kalo tiba-tiba bus kita tadi udah gaada.
Beruntung, ternyata cek poin imigrasi Malaysia berada
satu daerah dengan stasiun Johor Bahru. Jadi aja kita fiks naik kereta ke Kuala
Lumpur. Tarifnya 35 Ringgit Malaysia per orang (1 RM ~ Rp3600) dengan waktu
tempuh yang cukup lama, 7 jam pemirsa. Sebenarnya memang sengaja sih
malem-malem berlepas ke KL untuk irit biaya penginapan jadi kita bisa tidur di
kereta, brilliant idea bukan
#padahalbiasaaja haha. Keretanya akan berlepas pukul 23.30 sementara kita sudah
disana sekitar jam 20.00. Jadi aja ngaso, makan, wifi-an dan macem-macem untuk
mengisi waktu luang sembari menunggu kereta berlepas. Tempatnya sangat nyaman
dan banyak toko-toko apapun. Makanan, pulsa, souvenir bahkan alat pijat
otomatispun ada. Dengan merogoh kocek 1RM kita bisa relaksasi selama 3 menit di
mesin pijat otomatis yang berada di sisi kanan ruang tunggu kereta. Ada yang
lucu? Ada. Kereta yang kita tumpangi ini jalan mundur huahaha. Entah saya yang
udik atau emang begini, tapi yaudalah yang penting Malaysia aim coming hehehe.
Mau tahu cerita petualangan singkat saya dan kaka di Malaysia? Lihat disini.
Mau tahu cerita petualangan singkat saya dan kaka di Malaysia? Lihat disini.
2 komentar:
Ditunggu sambungannya ya :)
Seru nih perjalanannya (y)
Haha siap om, makasih. Itu harusnya ada link ya next journey ke malay, tapi belom dipos hehe..
Post a Comment