Akhirnya sampai di Malaysia tepatnya di stasiun KL
Sentral pukul 07.30 pagi. KL sentral ini semacam Dukuh Atasnya Transjakarta,
jadi banyak tujuan sekaligus tempat transit menuju stasiun2 berikutnya. Tapi, tempatnya
sangat modern nan luas serta sudah terintegrasi dengan moda transpotasi
lainnya. LRT, Monorail, dan Kommuter Line juga ada.
Sampai disana, sayapun langsung menuju bilik mandi di
lantai bawah. Membayar 5RM kita bisa menikmati shower dan merasakan kesegaran setelah seharian tubuh tidak
menyentuh H2O #seemslebbay wkwk. Jika membawa orangtua atau kaka yang kurang
sabar atau tidak biasa travelling saya sarankan untuk tidak singgah di bilik
mandi ini, kenapa? Kaka saya sampe marah-marah gajelas karena antriannya lama banget
dan saya tak kunjung menghampiri doi yang duduk-duduk sendirian di ruang tunggu
atas. Walhasil, suasana mulai tak begitu kondusif. Tapi perlahan case closed juga kok #yaiyalah masa
diterusin.
Perjalanan kami lanjutkan ke Little India. Naik monorail
ambil arah Masjid Jamek. Disana kita bisa melihat jajaran toko-toko yang
menjual kain sari khas wanita India dan busana2 lainnya. Masuk ke dalam lagi
kita akan menjumpai masjid India. Disinilah pusat kebudayaan penduduk Malaysia
keturunan India.
Karena badan cukup gempor dan kaki sudah tak kuasa
menopang beratnya kehidupan ini #hish, kamipun menuju Bukit Bintang untuk
mencari penginapan. Turis macem2 dari segala penjuru dunia ada. Numpah deh pokoknya
haha. Ga nyangka KL yang biasa gini bisa kedatangan turis mancanegara
menyerupai Bali. Nah, tidak cukup lama kami mengobrak-abrik hotel-hotel yang
berjejer di sepanjang kawasan Bukit Bintang. Ada puluhan hostel dan berbagai hotel
dengan berbagai pilihan disini. Harganyapun bervariasi. Dan pilihan kami jatuh
pada The Malaysia Hotel, penginapan kelas menengah yang dari luar tampak biasa
saja namun di dalam cukup nyaman dan berbobot. Hanya dengan satu ratus alias
100 RM kita bisa menikmati fasilitas diantaranya AC, TV, Toilet, wifi yang
teramat kencang, jendela dan tentunya kasur yang nyaman dan bikin
bobok-ganteng-able hehe.
Kenapa ga di hostel aja lebih murah? Jadi gini, kalo
saya sih oke-oke aja, masalahnya kan bawa kaka cewe tuh jadi kurang recommended aja kalo tinggal di hostel.
Rekomendasi hotel yang juga nyaman yakni di sekitar ChinaTown. Dan waktu
menunjukkan pukul 11.30, saatnya kita merecharge otak dan otot untuk
berelaksasi sesungguhnya. Selamat siang!
Kami istirahat dulu.
Mutlak!
Menuju PetronasTwin Tower
Sore pukul 16.00 kami bersiap-siap menuju ikon paling populer
di negeri ini, Petronas Twin Tower. Sebelumnya
kami mengunjungi Berjaya Times Square, sebuah pusat perbelanjaan kelas atas
yang tidak jauh dari Bukti Bintang. Membeli beberapa titipan saudara2 kami
sekalian pesen tiket Bus StarMart Express yang akan mengantarkan kami kembali
di Singapore untuk bertandas menuju Jakarta hari esoknya. Tarifnya 45 RM per
orang. Terbilang murah karena ternyata lebih enak, lebih cepat dan lebih
efisien dalam hal penurunan penumpang untuk cek poin di imigrasi. Baiklah,
menuju petronas Tower, naik monorel dari stasiun Imbi tepat di depan Berjaya
Square dan turun di stasiun Bukit Nanas, kita tinggal jalan 300 meter menuju
pelataran depan Petronas Tower. Di tengah perjalanan bisa mengunjungi MATIC
atau Malaysia Tourism Center untuk info-info wisata dan lainnya. Sayangnya,
karena hari itu senin maka kantor MATIC sedang tutup, hiks. Opsi lain bisa menggunakan
LRT dan turun di stasiun KLCC yang notabene tidak perlu jalan lagi karena
stasiunnya sudah terhubung dengan gedung Petronas itu sendiri.
Kantor Malaysia Tourism Center |
Kamipun berfoto-foto ria sembari mencari angle yang pas agar ujung atas menara petronas ini bisa terlihat dengan jelas, hehe. Masuk ke dalam kita akan menjumpai Mall KLCC Suria. Selain bisa shopping, bagi anda pecinta ilmu pengetahuan khususnya perminyakan, bisa mengunjungi petrosains di lantai atas mall ini. Harganya bisa dicek di web resmi KLCC Suria. Oia, kalo ingin naik ke jembatan (skybridge) di lantai 42, atur perjalanan kalian agar tidak mengunjungi menara ini pada hari senin karena tidak dibuka untuk umum.
Saatnya kami mengakhiri petualangan hari kedua ini. Kembali
pulang ke penginapan dengan rute yang sama. Bukit Bintang ini seolah tak pernah
redup. Makin malam makin ramai saja suasananya. Maklum selain numpah turis dari
mana-mana, ada pusat perbelanjaan elektronik tepat dibelakang hotel kami.
Kedai-kedai makanan mulai dari Western
food, Chinese Food hingga penganan Timur Tengah juga banyak kita temukan
disini. Toko-toko souvenir dan oleh-oleh khas Malaysia juga banyak berserakan
di sekitar jalan Alor dan pertigaan. Sederhananya, Bukit Bintang ialah surganya
para turis di Malaysia. Dari sini juga tampak panorama KL Tower yang indah
bercahaya. Kamipun kembali beristirahat karena harus check-out sebelum jam 12 siang.
suasana di Bukit Bintang yang tak pernah sepi |
Saatnya
ke Batu Caves
Tujuan terakhir kami di negeri melayu ini ialah Batu Caves yang terletak 13
km ke arah utara KL. Disini ada patung Budha Lord Murugan menjulang setinggi
200 meter. Perjalanan menuju Batu Caves cukup mudah dan murah. Naik LRT ke KL
Sentral, lalu cari stasiun Kommuter Line. Tarifnya hanya 1 RM, padahal
keretanya sangat bagus dan bersih serta bisa menampung lebih dari 2000
penumpang duduk dan berdiri. Hanya saja, komuter tampak sepi dan kamipun tetap
menikmati perjalanan sambil melihat-lihat panorama kota Kuala Lumpur di
sepanjang perjalanan yang memakan waktu 40 menit.
yeay, akhirnya berfoto depan Patung Murugan tertinggi di dunia |
Cerita
lengkap tentang Batu Caves bisa dilihat di Batu Caves : Spot yang wajib dikunjungi di Kuala Lumpur
Chinatown kemudian menjadi tujuan terakhir kami. Mencari oleh-oleh
dan bersantai sejenak di penginapan pelancong lain yang kami temui di Batu
Caves. Mereka adalah ibu paruh baya dan anak laki-lakinya yang baru lulus
kuliah yang berasal dari kota gudeg Jogja. Sangat ramah sehingga kami tampak
akrab dan seperti saudara padahal baru saja kenal hari itu.
Kembali
ke Singapore
Berikutnya kami bertandas kembali ke Berjaya Square,
makan malam sebentar dan langsung menuju Pool Bus Starmart Express yang akan
mengantarkan kami ke Singapore kembali. Saya sarankan jangan membeli tiket bus
ini di luar Berjaya Square (tepat dibawah stasiun monorail Imbi) karena
harganya lebih mahal 10 RM. Lebih baik masuk ke dalam Berjaya Square, tanya
kepada information center (pusat
kenyataan, wkwk) dimana kantor starmart express. Pukul 23.00 kami berangkat dan
pukul 04.00 pagi kami sudah tiba di Singapore. Busnya bagus dan ada tampat
bersandar kaki sehingga membuat perjalanan menjadi lebih nyaman. Di Singapore,
pool bus ini masih berada di sekitaran Bugis (daerah Lavender) sehingga kami memutuskan
kembali ke Arab Street menuju Masjid Sultan untuk menunaikan ibadah subuh dan melakukan
ritual tiduran sebentar, wkwk.
Oia, lagi-lagi saya tidak bisa mulus memasuki Singapore.
Kembali ke ruang interogasi ditanyain segala macem dan diambil sidik jari pula,
OH MY GOD ampun deh kalo ga penting2 banget ogah ke Singapore lagi haha.
Akhirnya kami menuju Changi Airport kembali melalui
stasiun MRT terdekat, dan sesampainya di Changi jangan lupa minta deposit kartu
EZ Link unlimited yang beberapa waktu
lalu kami beli. Lumayan 10 S$ kembali per kartu yang dibeli. Segera bergerak menuju terminal 1, check-in dan kami segera menunggu di
ruang tunggu pesawat. Bandara Changi ini sangat livable sekali sehingga kita bisa tiduran, internetan dengan wifi
yang sangat cepat dan bisa juga menghabiskan dolar Singapore di dalam karena
banyak sekali toko-toko souvenir dan barang lainnya. Harganya? Ya kurang lebih
tidak bersahabat lah haha. Take Off dan Jakarta, we’re coming.
Banyak pelajaran berharga yang kami dapatkan dari
perjalanan singkat tersebut. Tak hanya itu kolega kami bertambah dan pengalaman
kami menjadi lebih banyak. Benar kata Adele, you never know if you never try huehee.
Terimakasih sudah
mau berkunjung dan membaca cerita singkat bacot perjalanan saya dan kaka
menyusuri dua negeri berdekatan itu. Semoga menginspirasi, samlekom J
0 komentar:
Post a Comment