Saturday, May 25, 2013

Green Living bareng Mbak Nay


Sebagai orang yang ngaku environmentalist, udah pasti gue sangat tertarik akan hal yang berbau lingkungan dan semacamnya.

Jadi gini, kamis kemaren gue rela cabut stratigrafi demi ikut seminar bertemakan “Green Living” dalam rangkaian acara Greenade Unpad bersama kompaskampus. Karena ngga memerlukan biaya apa-apa alias gratis plus bersertifikat, gue langsung dengan tanpa ragu untuk ikutan.

image by thenewecologist.com
Pembicaranya ialah mbak Inayah Wahid. Jujur, gue ngga tau dia siapa sebelumnya. Ternyata sesuai dugaan, mbak Nay adalah anak dari mantan orang nomor 1 di Indonesia yaitu Gus Dur. Orangnya bisa dibilang aneeeeeeh banget. Did u know, dia ngisi acara talkshow kemaren dengan tanpa alas kaki alias nyeker ,seriusan. Jadi filosofinya, dengan nyeker memungkinkan dia lebih dekat dengan bumi yang notabene ialah ibu pertama kita. Begitu katanya, gue sih ngga ngerti-ngerti amat. Haha. Oke lanjut.

Pertama kali dia menyapa mahasiswa yang hadir di Bale Santika saat itu dengan logat yang betawi pisan dan nada yang kenceng sambil bilang, “samlekooom”. Ebuset gue kira ini lenong betawi, bener2 ga kepikiran. Ternyata dia adalah seorang aktivis lingkungan yang ngga bacot doang tapi melakukan aksi beneran. Mbak Nay ialah seorang aktivis di sebuah NGO bernama Positive Movement. Pendahuluan yang dia kasih sangat menyentuh dan yah agak miris gitu lah. Dia menganalogikan kehidupan kita saat ini sebagai hidup dengan penuh cekokan dan buaian yang sebenernya menjerumuskan kehidupan manusia secara tidak langsung.

Agak belibet ya, oke gue jelasin. Tahukah kalian kalau daging sapi itu merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim. Ga tau kan? Nah gue juga baru tau kalo ternyata konsumen daging sapi menghasilkan emisi berupa gas metana. Bahkan ada salah satu hutan yang rela dibabat di suatu tempat hingga suku minoritas yang tinggal di hutan tersebut punah akibat pembabatan lahan untuk dijadikan peternakan sapi. Makanya mulai sekarang kurangi makan sapi dan fast food, karena selain bikin kolesterol meningkat juga berdampak buruk terhadap kelestarian lingkungan. #CMIIW

Yang agak unik, dia sama sekali ga pake produk sabun, shampoo, dan pasta gigi seperti yang dijual di pasaran. Kenapa? Katanya produk-produk tersebut mengandung bahan yang bisa merusak tubuh manusia. Contohnya, pasta gigi itu mengandung fluoride kan? Nah kalo fluoride itu ditetesin ke lantai, reaksinya akan menyebabkan lantai itu bolong. Jadi, prinsip mbak Nay dan teman2nya di Positive Movement ialah “pake apapun yang bisa masuk mulut alias ga berbahaya bila dimakan”. Mbak nay sendiri menggunakan cuka apel + baking soda untuk shampoo, buah kelerek untuk sabun mandi dan siwak + garam untuk pasta gigi. Ga kepikiran ya.

Ada satu cerita nih yang bisa merepresentasikan keadaan kita saat ini. Ceritanya begini, ada 5 ekor monyet yang dimasukin ke dalam satu sel kurungan. Di bagian atas sel ada satu ikat pisang yang masih segar. Sebagai seorang #ehmaap seekor monyet, pasti dong bakalan kegirangan dan berusaha memiliki pisang yang udah di depan mata itu. Tapi oh tapi, tiap si monyet manjat dia bakal disemprot dengan air hingga terjatuh. Begitu seterusnya ampe mereka desperate dan mikir kalo usaha untuk ngambil pisang itu bakalan zonk. Huft. Suatu ketika, 1 monyet dikeluarkan dan 1 monyet baru dimasukkan ke dalam sel. Si monyet baru bakalan kegirangan juga dong ngeliat pisang bergelantungan. Begitu si monyet baru manjat untuk ngambil itu pisang, monyet lainnya menghalau dan menahan dengan alasan akan disemprot air. Begitu kejadian seterusnya hingga kali ini di dalam sel semuanya ialah monyet baru.


image by plurseven.blogspot.com


Intinya, monyet-monyet itu sama dengan manusia saat ini. mereka terlebih dahulu dicekokin oleh para penguasa atau pemangku kepentingan untuk tidak mengambil keputusan tepat yang jelas2 ada di depan mata kita. Saat ada ajakan atau larangan untuk melakukan suatu hal, berpikirlah kritis terlebih dahulu. Jangan jadi orang yang mudah terombang-ambing tanpa ada tujuan yang jelas. Berdasarkan risetpun dijelaskan bahwa orang yang bahagia adalah mereka yang tahu tujuan hidupnya.
Terakhir, mbak nai merepost suatu quotes yang sangat ironis, berbunyi :

“Suatu saat, ketika ikan sudah punah dan hutan habis ditebangi, manusia akan sadar kalo ternyata uang ga bisa dimakan”

Mari berubah untuk kelestarian lingkungan bersama. Setidaknya jangan buang sampah sembarangan, hindari penggunaan plastic-styrofoam-dan-teman2nya, bawa botol minum sendiri ke kampus dan berhematlah menggunakan energi. 

Karena kita bukan agen perubahan, melainkan kita adalah perubahan itu sendiri.   

Mohammad Yusuf
Bakal Geologist yang juga Environmentalist sekaligus Journalist ;)

2 komentar:

Honey said...

saat air terakhir sudah kita teguk kita akan tahu uang tak ada gunanya lagi

Mohammad Yusuf said...

yoi mbak hani quotes, hehee. *lama banget balesnya*