Jatinangor masih tumpah ruah dengan kendaraan
yang stagnan di jalanan. Hujan yang deras pada malam sebelumnya membuat kawasan
pendidikan yang secara administratif terletak di Kabupaten Sumedang ini mengalami
bencana banjir yang kedua setelah hampir dua dekade sebelumnya tak pernah terjadi.
Permulaan diatas menjadi awal mula
pemandangan kami, keluarga besar SM-IAGI Unpad yang bergegas menuju gerbang
kampus sebagai cek poin untuk mengikuti field
excursion yang akan dilaksanakan di Situ Patenggang, Jawa Barat. Pukul 07.00
WIB, bus yang kami tumpangi mulai bergerak perlahan ditengah kemacetan panjang
yang menghantui jatinangor kala itu. Butuh waktu hampir satu jam untuk menuju
gerbang tol, padahal saat kondisi lancar hanya dibutuhkan waktu 5-10 menit dari
kampus menuju gerbang tol Cileunyi.
Perjalanan menuju Situ Patenggang ditempuh
dalam waktu 3 jam. Situ Patenggang
terletak di Jalan Raya Ciwidey-Rancabali, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bandung Selatan memang memiliki pesona
alam yang luar biasa. Selain kawah putih, deretan kebun teh dan strawberry di
sepanjang perjalanan memberikan sensasi pemandangan yang sangat indah. Tepat pukul
10.30 kami tiba di Situ (danau) yang penuh kisah historis itu. Seperti apa?
Dikutip dari
papan pengumuman yang terletak di gerbang Situ Patenggang
“situ Patenggang berasal dari bahasa Sunda,
pateangan-teangan (saling
mencari). Mengisahkan cinta Putra Prabu dan Putri titisan Dewi yang besar
bersama alam, yaitu ki Santang dan Dewi Rengganis. Mereka berpisah untuk sekian
lamanya. Karena cintanya yang begitu mendalam, mereka saling mencari dan
akhirnya bertemu di sebuah tempat yang sampai sekarang dinamakan "Batu
Cinta". Dewi Rengganispun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk
berlayar bersama. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (Pulau Asmara /Pulau
Sasaka). Menurut cerita ini, yang singgah di batu cinta dan mengelilingi pulau
asmara, senantiasa mendapat cinta yang abadi seperti mereka”
Sebagai seksi mahasiswa yang merupakan
turunan dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia, perjalanan kami menuju Situ
Patenggang juga diisi dengan dongeng geologi mengenai sejarah keterbentukan dan
aspek-aspek ilmiah lain yang mempengaruhi. Bertugas sebagai narasumber, Murni
Sulastri, Suci Sarah, dan Rinaldi Ikhram memberikan pengetahuan kepada seluruh
anggota SM-IAGI Unpad. Secara geologi, Situ Patenggang terbentuk karena bekas letusan gunung Patuha beberapa ratus tahun yang lalu yang membentuk kawah dan hingga akhirnya terisi oleh air.
Objek wisata ini kemudian mulai ramai dikunjungi wisatawan pada tahun 1974.
|
berfoto bersama seluruh pengurus SM-IAGI Unpad |
Tidak hanya itu, kegiatan kami disana juga
diisi dengan sharing sesama pengurus yang dilanjutkan dengan mengeksplor
keindahan di sekitar Situ. berikut
keseruan kami menyusuri indahnya Situ Patenggang.
|
sharing-sharing 1 |
|
sharing-sharing2 |
|
berfoto bersama ibu Sekjen |
Terakhir, pesan saya untuk siapapun yang akan
berkunjung kemanapun, jangan lupa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya serta wujudkan kelestarian alam dengan tidak mengganngu dan merusaknya. Terima
kasih.
|
Epic! |