Sebagai orang yang ngaku environmentalist, udah pasti gue sangat
tertarik akan hal yang berbau lingkungan dan semacamnya.
Jadi gini, kamis kemaren gue rela
cabut stratigrafi demi ikut seminar bertemakan “Green Living” dalam rangkaian
acara Greenade Unpad bersama kompaskampus. Karena ngga memerlukan biaya apa-apa
alias gratis plus bersertifikat, gue langsung dengan tanpa ragu untuk ikutan.
image by thenewecologist.com |
Pembicaranya ialah mbak Inayah Wahid.
Jujur, gue ngga tau dia siapa sebelumnya. Ternyata sesuai dugaan, mbak Nay
adalah anak dari mantan orang nomor 1 di Indonesia yaitu Gus Dur. Orangnya bisa
dibilang aneeeeeeh banget. Did u know,
dia ngisi acara talkshow kemaren dengan tanpa alas kaki alias nyeker ,seriusan.
Jadi filosofinya, dengan nyeker memungkinkan dia lebih dekat dengan bumi yang
notabene ialah ibu pertama kita. Begitu katanya, gue sih ngga ngerti-ngerti
amat. Haha. Oke lanjut.
Pertama kali dia menyapa mahasiswa
yang hadir di Bale Santika saat itu dengan logat yang betawi pisan dan nada
yang kenceng sambil bilang, “samlekooom”. Ebuset gue kira ini lenong betawi,
bener2 ga kepikiran. Ternyata dia adalah seorang aktivis lingkungan yang ngga
bacot doang tapi melakukan aksi beneran. Mbak Nay ialah seorang aktivis di
sebuah NGO bernama Positive Movement. Pendahuluan yang dia kasih sangat menyentuh
dan yah agak miris gitu lah. Dia menganalogikan kehidupan kita saat ini sebagai
hidup dengan penuh cekokan dan buaian yang sebenernya menjerumuskan kehidupan
manusia secara tidak langsung.
Agak belibet ya, oke gue jelasin.
Tahukah kalian kalau daging sapi itu merupakan salah satu penyebab utama
perubahan iklim. Ga tau kan? Nah gue juga baru tau kalo ternyata konsumen
daging sapi menghasilkan emisi berupa gas metana. Bahkan ada salah satu hutan yang
rela dibabat di suatu tempat hingga suku minoritas yang tinggal di hutan tersebut
punah akibat pembabatan lahan untuk dijadikan peternakan sapi. Makanya mulai
sekarang kurangi makan sapi dan fast food,
karena selain bikin kolesterol meningkat juga berdampak buruk terhadap
kelestarian lingkungan. #CMIIW
Yang agak unik, dia sama sekali ga
pake produk sabun, shampoo, dan pasta gigi seperti yang dijual di pasaran.
Kenapa? Katanya produk-produk tersebut mengandung bahan yang bisa merusak tubuh
manusia. Contohnya, pasta gigi itu mengandung fluoride kan? Nah kalo fluoride
itu ditetesin ke lantai, reaksinya akan menyebabkan lantai itu bolong. Jadi,
prinsip mbak Nay dan teman2nya di Positive Movement ialah “pake apapun yang bisa masuk mulut alias ga
berbahaya bila dimakan”. Mbak nay sendiri menggunakan cuka apel + baking
soda untuk shampoo, buah kelerek untuk sabun mandi dan siwak + garam untuk
pasta gigi. Ga kepikiran ya.
Ada satu cerita nih yang bisa
merepresentasikan keadaan kita saat ini. Ceritanya begini, ada 5 ekor monyet
yang dimasukin ke dalam satu sel kurungan. Di bagian atas sel ada satu ikat
pisang yang masih segar. Sebagai seorang #ehmaap seekor monyet, pasti dong
bakalan kegirangan dan berusaha memiliki pisang yang udah di depan mata itu.
Tapi oh tapi, tiap si monyet manjat dia bakal disemprot dengan air hingga
terjatuh. Begitu seterusnya ampe mereka desperate
dan mikir kalo usaha untuk ngambil pisang itu bakalan zonk. Huft. Suatu ketika,
1 monyet dikeluarkan dan 1 monyet baru dimasukkan ke dalam sel. Si monyet baru
bakalan kegirangan juga dong ngeliat pisang bergelantungan. Begitu si monyet
baru manjat untuk ngambil itu pisang, monyet lainnya menghalau dan menahan
dengan alasan akan disemprot air. Begitu kejadian seterusnya hingga kali ini di
dalam sel semuanya ialah monyet baru.
image by plurseven.blogspot.com |
Intinya, monyet-monyet itu
sama dengan manusia saat ini. mereka terlebih dahulu dicekokin oleh para penguasa atau pemangku kepentingan untuk tidak mengambil
keputusan tepat yang jelas2 ada di depan mata kita. Saat ada ajakan atau
larangan untuk melakukan suatu hal, berpikirlah
kritis terlebih dahulu. Jangan jadi orang yang mudah terombang-ambing tanpa
ada tujuan yang jelas. Berdasarkan risetpun dijelaskan bahwa orang yang bahagia
adalah mereka yang tahu tujuan hidupnya.
Terakhir, mbak nai merepost suatu
quotes yang sangat ironis, berbunyi :
“Suatu saat, ketika ikan sudah punah dan hutan habis ditebangi, manusia akan sadar kalo ternyata uang ga bisa dimakan”
Mari berubah untuk kelestarian
lingkungan bersama. Setidaknya jangan buang sampah sembarangan, hindari
penggunaan plastic-styrofoam-dan-teman2nya, bawa botol minum sendiri ke kampus
dan berhematlah menggunakan energi.
Karena kita bukan agen perubahan, melainkan
kita adalah perubahan itu sendiri.
Mohammad Yusuf
Bakal Geologist yang juga Environmentalist
sekaligus Journalist ;)